Jurnal Kumpulan Puisi berjudul "Menjala Waktu di Lawang Sewu" karya Bambang Supranoto
Kumpulan puisi berjudul “
Menjala Waktu di Lawang Sewu” karya Bambang Supranoto. Bambang Suranoto
lahit pada tanggal 18 April 1960 di Purwokerto. Menulis puidi sajak sekolah
menengsh. Alumnus Jurusan Teknik Sipil Universitas diponegoro semarang dan Universitas
Gadjah Mada Yogyakarta. Sekarang ini menjadi staf pengajar di Sekolah Tinggi
Teknologi Ronggolawe Cepu. Mengelola pondok baca “Sorping” di rumahnya.
Puisinya mengisi berbagai analogi, antara lain
sebutlah ia bunga (penyair Universitas Di[onegoro), Anantologi penyair jawa
tengah (2003), Yogya 6 Skala Richter (2007), Antologi penyair Jawa Tengah
(2011), puisi Menolak Korupsi (2013), Negeri Bahari (2018), Antologi Puisi
Multatuli (2018) dan lembar sastra media massa. Berikut saya akan meriview
beberapa puisi karya Bambang Supranoto semoga dapat bermanfaat.
IDENTITAS BUKU
Judul : Menjala Waktu di Lawang
Sewu
Penulis : Bambang Supranoto
Penerbit : CV Mimbar Media Utama
Cetakan pertama :
2019
ISBN : 978-602-52809-2-4
PUISI KOTA YANG
TAK MENGELUH
Kita dengarkan denyut cemas kota
Yang terengah oleh beban usia
Derap kaki warga yang sigap berebut
Menghindari sergapan rasa takut
Setiap kali ada umpatan berhamburan
Luapan rasa kecewa luka kehidupan
Namun langkah tetap diayun tertatih tatih
Akan tetap bertubuh walau menahan rintih
Makna puisi :
Puisi ini menceritakan sebuah kota yang sudah lanjut usia
yang sudah sangat rapuh menahan segala hiruk-pikuk yang terjadi ulah karena manusia dengan segala rasa kecewa
akan bebean hiduperusaha kuat yang begitu berat, kota itu hanya diam dan tetap
tumbuh walau sudah sangat ringkih menahan derita.
PUISI BABAK SEJARAH
Ingin merenungi yang terlupakan
Babak sejarah yang sering terabaikan
Tanggal dan kejadian yang bisa terekam kabur
Oleh mata nurani yang lensanya lamur
Makna puisi :
Puisi ini menceritakan tentang sejarah yang telah dilipakan
oleh banyak orang terabaikan dantidak dipikirkan oleh banyak orang serta
kejadian dan tanggal sejarah hilang dari ingatan semuanya terlupakan oleh waktu
yang beransur berganti.
PUISI GANG-GANG
LENGGANG
Setelah menyusuri gang-gang lang yang lenggang
Senenak istirahat menikmati rasa lelah yang mulai datang
Masih bisa kita isahkan sejarah sebagai kaca benggala
Sebelum masa silam makin tenggelam di sela tumbukan bata ?
Sungguh tak mudah menyusun kenangan jadi alat pembanding
Melupakan bab bab cerita riwayat yang tak semua bening
Makan Puisi :
Puisi ini menceritakan tentang sejarah atau masa lalu yang
hamper terlupakan termakan waktu yang semakin berubah dari waktu ke waktu serta
semakin sulit menyamakan masa kini denga masa lampau, semua sudah beransur
berbeda dan berubah dengan berat hari sulit meninggalkan kenangan masa lalu walau
kenangan pahit sekalipun.
PUISI MERENUGI MALAM
DI BAWAH MONUMEN
Kita debgar kelyh lirih monuen tua penanda masa
Diantara kemilau warna lampu kota selepas senja
Tentang sejarah yang diingat menjelang ujian
Tentang pahlawan yang dipuja saat peringatan
Barangngkali kitalah penghianat paling nyata
Penista harkat merdeka yang kabur maknanya
Barangkali kitalah pendusta palina fasih berdalih
Ringan menutup ingkar dengan alibi berlebih
Makna Puisi :
Puisi menceritakan tentang sejarah yang hanya diingat
apabila ujian akan berlangsung dan setelah ujian ataupun tidak ujian akan
dilupakan begitu saja dan akan diingiat
dan diagungkan pada saat hari peringatannya saja dan dilain hari pahlawan akan
terabaikan dan seolah-olah tidak pernah ada orang-orang tersebut adalah
penghianat yang sebenatnya yang ingat hanya untu sebuah pencitraan dan hanya
alibu semata yang tidak benar benar iklas.
PUISI TITIK NOL
KILOMETER
Inikah ujung dan pangkal perjalanan itu ?
Atau sekedar penanda ruang yang dianggap baku ?
Petualangan pada akhirnya akan tetap berakhir
Tapi waktu, apakah siklus waktu punya titik nadir ?
Makna Puisi :
Puisi ini menceritakan tentang perjalan hidup pada akhirnya
akan berakhir tidak ada yang kekal dan abadi semua hanya sementara, tetapi
waktu akan selamanya terus berjalan sampai kita mati pun waktu tidak akan
pernah berhenti bergerak.
PUISI DI STASIUN
PANCOL
Sekelebat kau terlihat
Membuatku terpenjat
Sepintas engkau melintas
Memaksaku jadi cemas
Di saku tersimpan alamat
Tiket perjalanan sebagai syarat
Jarak dan tujuan yang harus kutempuh tak juga membuatku
tetap teguh
Makna Puisi :
Puisi ini menceritakan tentang seseorang yang akan merantau
jauh denga menngunakan alat transportasi kereta terbayang bayang akan
kekasihnya yang jauh disana yang membuatnya cemas dan gelisah tidak rela untuk
meninggalkannya walaupun sudah ada tiket di saku celananya.
Komentar
Posting Komentar